Senin, 30 Maret 2015

Konservasi Arsitektur di DKI Jakarta


Taman Akuarium Air Tawar

        “Indonesia dan Dunia Air Tawar” merupakan tema besar peragaan koleksi Taman Akuarium Air Tawar (TAAT). Bangunannya terletak di atas danau buatan berdampingan dengan Taman Bunga Keong Emas dan Museum Serangga & Taman Kupu, diresmikan    pada tanggal 20 April 1994.  Bangunan yang didominasi warna hijau air ini terdiri atas dua lantai seluas 5.500 m2 menyatu dengan danau alam  membentuk lingkungan air tawar.
 Selain sebagai sarana peragaan dan pameran keanekaragama hayati air tawar geografik dengan menyajikan simulasi dan replika ekosistem dari lahan basah asli, Akuarium Air Tawar juga menjadi sarana rekreasi, pendidikan, penelitian, konservasi alam, dan atraksi.
Taman Akuarium ini merupakan taman biota air tawar terbesar dan terlengkap ke dua di dunia serta terbesar di Asia, menyimpan 6.000 ekor 126 spesies, terdiri atas beragam jenis, ukuran, asalnya, baik dari berbagai perairan Indonedia maupun belahan dunia lain, meliputi tanaman air, reptilia, crustacea, dan ikan.
 Taman Akuarium ini dilengkapi musuem, perpustakaan, auditorium, Akuarium Nusantara, Pojok Reptilia, Lorong Gurame, dan ruang karantina yang dibangun di bagian belakang untuk pengembangbiakan koleksi dan menampung hasil dari petani yang dapat diperjualbelikan kepada pengunjung, masyarakat umum, penampung ikan, dan eksportir.

        Taman Akuarium juga membuka kesempatan bagi para mahasiswa dan masyarakat umum untuk melakukan penelitian dan observasi berkait dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan peluang bisnis ikan hias.

        Beberapa koleksi istimewa yang berasal dari air tawar asli Indonesia antara lain arwana/siluk (scleropages formosus), hiu gergaji (pristis microdon), tapah (wallago leerii), ikan sumpit, ikan buntal yang dapat menggelembung seperti balon, dan lain-lain. Selain itu, terdapat juga koleksi jenis ikan tamu yang mempesona antara lain arapaima (arapaima gigas), piranha (serrasaimus) dari Sungai Amazon di Amerika Selatan, ikan buta, ikan kupu-kupu, ikan chinese high fin (myxocyprinus asiaticus asiaticus) dari Sungai Yangtze-Cina, serta kelompok ikan kecil guppy, molly, dan platy.
Untuk menarik pengunjung, pengelola taman ini menyediakan fasilitas spa ikan (fish spa) dan bioskop 3D. pengunjung dapat merendam kedua belah kakinya di dalam bak air berukuran sekitar 12 m², kemudian ikan-ikan kecil yang ada di bak tersebut akan segera berkumpul di seluruh kaki dan menggigit kaki. Gigitan ikan-ikan kecil ini tidak terasa sakit, hanya agak geli-geli sedikit dan seperti diestrum, efeknya akan membantuk pengelupasan kulir mati, sehingga kulit menjadi bersih dan terasa halus
Lokasi Taman Akuarium Air Tawar


    Bangunan Taman Akuarium Air Tawar

Untuk masuk ke dalam gedung Taman Akuarium Air Tawar kita melewati lorong panjang seperti dermaga di atas danau buatan. Lebar lorong terbagi dua, lorong masuk dan lorong keluar. Pembagian yang sangat membantu ketika pengunjung datang dalam jumlah yang banyak, di musim libur sekolah atau akhir pekan.
Pada pintu kaca bagian depan Taman Akuarium Air Tawar terdapat tulisan jam buka, yaitu tiap hari dari pukul 08.30 – 18.00, dan harga tiket masuk Rp. 15.000, sudah termasuk kunjungan ke Museum Serangga dan Taman Kupu-kupu. Tak ada hari libur. Anda bisa berkunjung kapan saja ke tempat ini.
Suasan cukup hening. Itulah keuntungan berkunjung bukan di akhir pekan sehingga tak ada jejal-berjejal antrian pengunjung. Kerugiannya, suasana bisa tak hidup dan foto bisa miskin nuansa.
Di bagian depan Taman Akuarium Air Tawar terdapat sebuah tengara berlambang Garuda, berisi tulisan tentang peresmian Taman Akuarium Air Tawar yang dilakukan oleh Presiden Soeharto pada 20 April 1994.
Di bagian depan  terdapat Akuarium berisi Red Lined Torpedo Barb (Puntius denisonii), sejenis ikan air  tawar yang hidup di sungai-sungai di India, dengan garis merah  kuning hitam di bagian tengah badannya. Ikan  ini menyantap cacing, lumut dan tumbuhan air sebagai makanan  kesukaannya.
Selanjutnya ada Ikan Gajah dengan habitat sungai di Afrika yang  menyantap cacing sebagai makanannya. Ikan ini memiliki kepala berujung silindris panjang dengan bentuk badan menyerupai pesawat Hercules dengan sirip yang terlihat seperti rok di dekat ekornya.
Kemudian ada Lele ekor merah yang hidup di sungai-sungai di Amerika Selatan. Ikan yang badannya sama sekali tidak mirip ikan lele yang kita kenal itu, kecuali sungutnya, memakan ikan, udang, cacing dan keong.
Gurame Putih (Osphronemus goramy) adalah  salah satu ikan  unik yang dapat dilihat di Taman Akurium Air Tawar, dengan  punuk di kepala yang sangat tebal. Ikan yang pakannya tanaman, ikan, kodok dan cacing ini hidup di sungai dan rawa-rawa di Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Indocina.  Berdekatan dengan Gurame Putih ini terdapat Gurame Kumpay, Gurame Abu-abu, dan beberapa jenis gurami unik lainnya.

  Gurame Putih

Ikan raksasa yang sangat cantik ini panjangnya bisa mencapai 4,5 meter, dan dikenal dengan nama Pirarucu, Paiche, Arapaima, Bodeco, atau Giant Arapaima (Arapaima gigas). Ikan ini hidup di lembah sungai Amazon di Amerika Selatan. Makanannya adalah ikan, krustasea dan katak. Tidak sebagaimana ikan lain yang kebanyakan disimpan di dalam akuarium, ikan  ini diletakkan di dalam kolam.
Di dekatnya, di sebuah akurium besar, terdapat beberapa ikan besar indah bernama Ikan Jambal (Siamese shark, Pangasius sp) dan Ikan Tapah (Wallago leeri). Ikan Tapah bersifat predator, yang di alam aslinya bisa mencapai panjang sampai 2 meter, menyebar di sungai-sungai di Asia Tenggara dari mulai Kamboja, Laos, Vietnam, Thailand, Malaysia, Singapura, sampai ke Indonesia.
Setelah melewati beberapa buah akurium dengan beragam  koleksi ikan, kita akan sampai di sebuah ruangan  luas berlangit tinggi, dengan aliran air pada alur menyerupai sungai, air terjun dan hutan buatan, jembatan kayu yang melintang di atas sungai buatan, dan beberapa tingkatan kolam.
Melintasi jembatan, jalanan kemudian berbelok ke kiri dan menurun dengan kolam-kolam bertingkat di sebelah kirinya berisi puluhan Ikan Koi. Di ujung kolam ada pertunjukan menarik saat petugas memberi makan pada ikan.
Melewati hutan dan  sungai buatan ini, kita masuk ke lorong  panjang dengan deretan akuarium berisi macam-macam ikan cantik, dan di sebelah kanan ada lagi ruang luas dengan atap tinggi berisi beberapa koleksi unik. Satu diantaranya adalah Ikan Buaya (Atractosteus spatulla), sejenis ikan purba yang mampu bernafas di air maupun di udara, hidup di Amerika Tengah dan Amerika Utara.
Sedangkan di Eropa, Afrika dan India hanya tinggal fosilnya saja. Ikan ini bisa mencapai panjang sampai 3 meter di habitat aslinya, dengan bentuk tubuh menyerupai torpedo berperisai dan gigi tajam di mulutnya. Ikan Buaya ini sudah bisa dikembangbiakkan di Indonesia dengan cara kawin suntik.
Ikan buas bermuka garang lainnya, Piranha, juga bisa ditemukan di Taman Akuarium Air Tawar. Ikan  ini hidup di sungai di daerah San Fransisco sampai Brazil. Ada pula ikan berbentuk elok bernama ABA (Gymnarchus niloticus) yang hidup di Sungai Nil di Afrika. Makanannya adalah  udang dan ikan. Lalu ikan antik bernama Si Hitam (Black Doradid, Pseudodoras niger) yang hidup di Sungai Amazon.  Di sebuah ruangan khusus bernama Akuarium Nusantara, berisi deretan akurium yang menyimpan koleksi ikan air tawar khas dari seluruh propinsi di Indonesia.
Pada ruang dengan langit-langit tinggi, terdapat kura-kura bule cantik yang tampak jinak ini disebut Labi-labi Albino (Albino soft-shelled Turtles, Amyda cartilaginea). Kura-kura ini hidup di Papua Nugini bagian Selatan, serta di Australia Utara. Makanannya adalah ikan, krustasea, serangga, dan tumbuhan.
Di dalam ruangan yang sama di simpan sejenis reptil lainnya yang disebut Kura-kura Buaya (Alligator snapping turtle, Macrochelys temminckii). Kura-kura dengan punggung menyerupai kulit buah durian ini hidup di sungai-sungai di Amerika Utara.
Taman Akuarium Air Tawar berada diantara Museum Asmat dan  Museum Serangga, dekat Teater Imax Keong Emas, di ujung danau air tawar buatan yang luas. Koleksinya mencapai lebih dari 126 spesies ikan, Crustacea dan Reptilia. koleksi menarik lainnya yang belum disebutkan adalah Ikan Sumpit, Ikan Hantu yang bisa bergerak maju maupun  mundur, Ikan Botia, Ikan Buta, Belut Listrik, dan banyak lagi.
Taman Akuarium Air Tawar juga menyediakan fasilitas perpustakaan, namun seperti banyak perpustakaan di tempat-tempat lain, jarang sekali ada pengunjung yang menyempatkan diri mampir disini. Secara keseluruhan, Akuarium Air Tawar cukup menghibur dan edukatif terutama bagi anak-anak.

Sumber :



Minggu, 29 Maret 2015

Objek Konservasi di Jawa Barat


Cagar Alam Dungus Iwul
Keadaan Fisik Kawasan
Luas dan Letak
       Kawasan hutan Dungul Iwul ditetapkan sebagai Cagar Alam berdasarkan GB tanggal 21-3-1931 No. 23 srbl 99, seluas 9 Ha. Nama Dungus Iwul berasal dari : Dunggus yaitu sebidang hutan kecil  yang di sisakan tidak untuk pertanian, sedang Iwul adalah nama suatu tanaman sejenis palma yang banyak tumbuh di cagar Alam ini.
         Peta Cagar Alam Dungus Iwul Bogor, Provinsi Jawa Barat

Menurut administrasi pemerintahan Cagar Alam Dungus Iwul terletak di Desa Cigeulung Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor .Topografi Keadaan Topografi kawasan ini relatif datar dengan ketinggian 175 m di atas permukaan laut.

Iklim
Menurut klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson, kawasan ini termasuk tipe iklim A dengan curah hujan rata-rata per tahun 3.191 mm .



Karakteristik Flora dan Fauna

       CA Dungus Iwul masih menyimpan berbagai jenis flora seperti dahulu. Salah satunya Flora khusus yang ditemukan di CA Dungus Iwul menurut dokumentasi BBKSDA JABAR ialah Iwul (Orania macroladus), Kibanteli (Kickseia arborea), Gandaria (Bovea macrophylla), Ranji (Dialium sp.), Anggrit (Adina polycephala). Sementara hasil pengamatan ditemukan ada enam jenis yakni iwul, beringin, sempur, bayur, renghas, dan berbagai jenis tumbuhan bawah yang tidak teridentifikasi. Spesies tumbuhan dominan di CA Dungus Iwul ialah Orania macroladus atau dikenal sebagai Iwul oleh masyarakat setempat. Populasi Iwul masih cukup banyak. Ini dibuktikan dengan jumlah semai di enam plot contoh sebanyak 250 individu.
Fauna yang ditemukan di kawasan ini ialah Elang pemakan ular (Spilornis cheela), Burung Sepah (Pericroratos sp.), Gagak (Cervus enca), Kutilang (Pycnonatus sp.), Perkutut (Geopelia stritata), Monyet Ekor panjang (Macaca fascicularis), Lutung (Trachyphithecus auratus), Bajing Terbang (Sciurepterus sagitta), Jelarang (Ratufa bicolor), Babi Hutan (Sus vitatus). Akan tetapi berdasarkan hasil pengamatan ditemukan 28 jenis burung, 1 jenis mamalia, dan 1 jenis reptil. Dari ke-28 jenis burung tersebut tidak ada yang teridentifikasi berstatus perlindungan terancam punah. Sebagian besar menurut IUCN berstatus Least Concern, artinya peluang pemanfaatan spesies tersebut masih cukup luas.
Karakteristik Jasa Lingkungan dan Bentang Alam
Sumber air yang ditemukan di dalam kawasan CA Dungus Iwul berasal dari mata air bernama Hulu Cai’ dan aliran sungai dari sungai Citundun. Lebar sungai rata-rata mencapai 5,83 meter. Lebar hulu sungai sekitar 3.5 meter, sedangkan hilir sungai sekitar 8 meter. Kedalaman sungai rata-rata 61,67 cm. Arus sungai di bagian hulu rata-rata 8,1 detik/meter, sementara di bagian hilir mencapai 6.33 detik/meter. Rata-rata arus sungai tersebut mencapai 6,75 detik/meter. Kedua sumber air ini baik mata iar maupun air sungai dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai tempat mandi, mencuci, dan membuang air besar.
Kawasan CA Dungus Iwul termasuk hutan dataran rendah dengan jumlah tumbuhan bawah yang cukup rapat. Tersedianya tumbuhan bawah mampu membantu menangkal erosi kawasan CA Dungus Iwul khususnya di sepanjang sungai Citundun. Namun pembangunan jalan poros dan land clearing termasuk menyiangi lahan perkebunan sawit PTPN VIII Cikasungka diduga dapat menyumbangkan erosi lahan dan sedimentasi sungai. Ditambah lagi ternyata air sungai digunakan sebagai pembersih bahan tambang (emas) yang berasal dari tempat lain.

Aksesibilitas
             Cagar alam Dungus Iwul terletak di pinggir jalan raya antara Bogor dan Rangkasbitung sehingga mudah di capai, rute perjalanannya adalah : Bandung
Bogor 120 Km. Bogor Jasinga Lokasi  60 Km dengan kondisi jalan baik dan banyak dilintasi oleh kendaraan Umum.
            Cagar Alam (CA) Dungus Iwul merupakan kawasan hutan hujan dataran rendah, tempat tumbuhnya spesies iwul (Orania sylvicola). Kondisi CA Dungus Iwul mempunyai potensi ditumbuhi berbagai spesies tumbuhan berguna. Keanekaragaman tumbuhan di CA Dungus Iwul tergolong sedang. Potensi tumbuhan berguna di CA dungus Iwul teridentifikasi sebanyak 52 spesies tumbuhan (72.22%). Kelompok kegunaan tertinggi yaitu tumbuhan bahan bangunan (25 spesies). Pemanfaatan tumbuhan yang dilakukan oleh masyarakat di sekitar CA Dungus Iwul, teridentifikasi sebanyak 104 spesies dari 52 famili. Tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat tidak berasal dari dalam kawasan CA Dungus Iwul.
Cagar alam ini termasuk cukup terjaga karena masih berhutan di antara perkebunan kelapa sawit yang luas.Kelapa sawit ini luas, sejauh mata memandang maka terlihat hamparan kelapa sawit, sedangkan cagar alam dungus iwul hanyalah areal hutan yang kecil sekitar 9 ha. Hutan ini berada sedikit ke dalam dari perkebunan kelapa sawit. Ada jalan yang berukuran beberapa meter untuk ke dalam areal cagar alam dungus iwul.
Cagar alam ini dikelilingi oleh kelapa sawit yang dibatasi oleh jalan beberapa meter tersebut. Cagar alam sesuai namanya dungus iwul, maka ada jenis tumbuhan yang khas di sini yaitu tumbuhan iwul. Secara sekilas terlihat bentuknya mirip dengan tumbuhan palem. Cagar alam ini pun menjadi habitat satwa diantaranya monyet ekor panjang. Monyet ini cukup banyak di areal ini sehingga bisa menjadi salah satu kajian untuk penelitian mahasiswa.


Pemandangan sebelah utara Cagar alam Dungus Iwul

Daftar Pustaka :