Minggu, 04 November 2012

Perkembangan Arsitektur Tradisional di Nusantara




               Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kotaperancangan perkotaanarsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunandesain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.
               Bangunan adalah produksi manusia yang paling kasat mata. Namun, kebanyakan bangunan masih dirancang oleh masyarakat sendiri atau tukang-tukang batu di negara-negara berkembang, atau melalui standar produksi di negara-negara maju. Arsitek tetaplah tersisih dalam produksi bangunan. Keahlian arsitek hanya dicari dalam pembangunan tipe bangunan yang rumit, atau bangunan yang memiliki makna budaya / politis yang penting. Dan inilah yang diterima oleh masyarakat umum sebagai arsitektur. Peran arsitek, meski senantiasa berubah, tidak pernah menjadi yang utama dan tidak pernah berdiri sendiri.
                Arsitektur tradisional adalah suatu bangunan yang  bentuk,struktur ,fungsi,ragam hias dan cara pembuatannya diwariskan secara turun temurun serta dapat di pakai untuk melakukan aktivitas kehidupan dengan sebaik-baiknya.  Dalam rumusan arsitektur dilihat sebagai suatu bangunan, yang selanjutnya dapat berarti sebagai suatu yang aman dari pengaruh alam seperti hujan, panas dan lain sebagainya. Suatu bangunan sebagai suatu hasil ciptaan manusia agar terlindung dari pengaruh alam, dapatlah dilihat beberapa komponen yang menjadikan bangunan itu sebagai tempat untuk dapat melakukan aktivitas kehidupan dengan sebaik-baiknya. 

Ciri Arsitektur Tradisional
                 Mengingat norma, kaidah, dan tata nilai dalam masa kini masih banyak kemungkinan berubah maka dalam usaha mencari identitas budaya yang dapat diterapkan pada bangunan baru disarankan sebagai berikut. Arsitektur yang mempunyai identitas yang sedikit atau tidak dipengaruhi oleh perubahan norma tata nilai. Ciri-ciri ini dalam Arsitektur Tradisional untuk diterapkan pada bangunan baru.
                 Iklim merupakan factor yang tidak berubah (relative) Indonesia beriklim tropis panas dan lembap. Karena letaknya di sekitar khatulistiwa antara garis-garis lintang utara dan selatan maka sepanjang tahun sudut jatuhnya sinar matahari tegak lurus, hal mana mengakibatkan suhu yang selalu panas. Ciri Arsitektur Tradisional yang berkaitan dengan iklim yang panas misalnya atap yang mempunyai sudut yang tidak terlalu landai.
                 Disamping itu ruang-ruang yang terbuka, dimana dinding tidak menutup rapat ke bidang bawah atau lanmgit-langit memungkinkan ventilasi yang leluasa, hal mana mempertinggi comfort dalam ruang. Dinding atau bidang kaca yang berlebihan, apalagi tidak di lindungi terhadap sinar matahari langsung, dan hujan tidak sesuai untuk iklim tropis.
                Kita sering menggunakan air conditioning untuk ruang-ruang yang jika direncanakan dengan tepat sebenarnya tidak memerlukannya. Energy yang diperlukan untuk air conditioning cukup besar. Dalam Negara yang sedang menganjurkan hemat energy, hendaknya penggunaan air conditioning juga dibatasi. Rumah Tradisional Jawa dan Bali merupakan open air habitation.


                Di negeri ini istilah "Arsitektur Nusantara" pernah menjadi sangat asing, karena di Indonesia pandangan tentang arsitektur sebagai keilmuan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Dari semula mewarisi pandangan pendidikan arsitektur kolonial Belanda “bouwkunde” (ilmu bangunan gedung —yang di masa lalu, bahkan sering disempit-artikan sebagai struktur, konstruksi, gedung atau bouw), beranjak-ingsut ke pandangan yang melihat arsitektur sebagai “ilmu perancangan lingkungan binaan”. Meski demikian, tampaknya sekarang arsitektur cenderung dimasukkan sebagai objek kajian yang berdimensi lebih kompleks dan berskala lebih luas daripada sekedar “ilmu perancangan bangunan tunggal” atau ilmu tentang ”seni bangunan”. Muncul berbagai pradigma keilmuan baru dari yang sangat kultural sampai ke yang sangat saintifik.

                Ketika makin banyak keberagaman etnografis yang ditemukan pada ciri arsitektur di Indonesia dan di negeri-negeri tetangga, maka pemahaman “Nusantara” dalam kajian arsitektur pun mengalami kontekstualisasi: dari sebuah “wilayah politik” berkonotasi “Indonesia” menjadi “ruang budaya”, tergelar luas dari Barat ke Timur mulai dari negeri-negeri Asia Tenggara daratan, Aceh sampai dengan kepulauan di Timur Papua; dari Utara ke Selatan mulai dari Kepulauan Jepang sampai kompleks Pulau Rote. Jauh lebih luas daripada ”pengertian tradisional” batas wilayah politik Indonesia.
Karena itu, diperlukan pendekatan tersendiri untuk memahami keadaan dan karakteristik budaya arsitektur Nusantara dalam rentang waktu yang panjang. Dalam hal ini tampaknya ”ruang budaya” mempunyai peluang yang cukup luas untuk menguak kembali kesatuan kebudayaan arsitektural di wilayah ini. Kesatuan kebudayaan arsitektural, yang seyogyanya dipandang tetap terdiri dari satuan-satuan individu yang tak boleh kehilangan lokalitas atau kesetempatannya.

                 Pergeseran pandangan pun terjadi pada tataran epistemologi. Menyusuli keterbukaan kalangan arsitek akademis di Eropa dan Amerika sejak awal 1970-an terhadap keberadaan arsitektur “rakyat” (vernacular architecture) yang senantiasa eksis di luar “ekonomi formal” atau “high society”, sejak lama berbagai kalangan di Indonesia pun mulai menyadari keberadaan “Arsitektur (Rakyat) Nusantara”. Ia eksis di samping suatu ragam “arsitektur industrialistik-skolastikal”, yang dibentuk di ruang rapat para petinggi keilmuan, di ruang seminar para calon doktor dan master, di bangku-bangku kuliah atau di studio para konsultan profesional.

                Indonesia sendiri sebenarnya memiliki potensi lewat karya arsitektur bangunan. Pada jaman pemerintahan Presiden Sukarno, telah dibangun gedung-gedung seperti gedung DPR/MPR, Stadion Senayan, Gedung Sarinah, Wisma Nusantara dan banyak lagi. Mestinya pemerintah sekarang dapat mengelola warisan sejarah ini untuk menggerakkan ekonomi kota,

SUMBER:

DAMPAK DARI PERKEMBANGAN ARSITEKTUR TANGGUNG JAWAB ARSITEK DAN MASYARAKAT






              MELIHAT kenyataan yang ada pada saat ini, terasa sangat sukar untuk menentukan jalan yang terbaik bagi perkembangan arsitektur. Begitu hebatnya arsitektur, meluncur secara cepat dengan gaya dan bentuk-bentuk barunya, mencoba menerjang arsitektur yang ada di negara kita. Sebaliknya, para arsitek kita (tidak semuanya) mencoba mengangkat dirinya sejajar arsitek besar semacam Le Corbusier, Frank Llyod Wright, Mies van der Rohe, dan sebagainya.
Usaha untuk mencari identitas nasional saat ini mulai berkembang, tidak hanya pada masalah kepribadian manusia tetapi juga arsitektur bangunannya. Bahkan Gubernur Jawa Tengah Ismail pada waktu itu, memerintahkan agar atap Rumah Sakit Prof. Margono Sukardjo di Purwokerto diubah atapnya menjadi atap joglo, sedangkan bangunan itu mempunyai gaya arsitektur Yunani, sungguh berani kebijakan Gubernur tersebut (Tempo 1 September 1984). Pada hal permasalahan yang nampak di sini adalah masalah arsitektur bukan masalah sosial dan kepribadian lagi, tapi karakter yang nantinya akan selalu dibawa oleh bangunan itu sesuai dengan bentuk dan fungsinya. Perancangan bangunan saat ini bukan memodernisir arsitektur, arsitektur adalah pemecah masalah. Di samping itu, juga ada unsur-unsur bentuk, pola, gaya, karakter, filosofi, dan sebagainya.

             Kalau kita lihat sejenak akan perkembangan arsitektur di Indonesia dewasa ini, maka sudah banyak bermunculan bangunan dengan corak dan ragamnya. Bentuk-bentuk spanyolan dengan kolom-kolom korintian bermunculan di kota-kota besar dan pelosok-pelosok desa, bahkan rumah-rumah BTN-pun yang mungkin masa pembayarannya belum lunas dirombak besar-besaran untuk diganti dengan model spanyolan. Sebagian besar bentuk spanyolan masih berfungsi dalam pengertian yang tidak lengkap, mungkin kita bisa bertanya dalam hati, dari mana jalurnya?
               Belum terlihat adanya penafsiran tentang ruang hidup dalam sebuah rumah tinggal, pada umumnya memang sulit karena tidak meratanya kebiasaan hidup pada masyarakat Indonesia. Di kota-kota besar, sejumlah rumah sudah mengikuti konsep Corbusier, namun kadang-kadang masih juga terganggu oleh kebiasaan-kebiasaan yang tidak biasa diterapkan di situ. Paling parah dari arsitektur rumah tinggal ini adalah caranya berkembang dan pertumbuhan coraknya. Hampir semua arsitek mengeluh karena tempatnya tidak karuan, bentuknya yang campur aduk.
Pembaruan dari konsep perancangan bukan berarti pembauran komponen bangunan yang hanya mengambil komponen dari berbagai macam langgam lain, maka akan menjurus pada “arsitektur eklektis”.

             Arsitektur hadir sebagai hasil persepsi masyarakat yang memiliki berbagai kebutuhan. Untuk itu, arsitektur adalah wujud kebudayaan yang berlaku di masyarakatnya, sehingga perkembangan arsitektur tidak dapat dipisahkan dari perkembangan kebudayaan masyarakat itu sendiri. Pada saat ini, ketika perkembangan budaya dan peradaban sudah sedemikian maju, maka perkembangan arsitektur – terutama di Indonesia – nampak berjalan mulus tanpa ada saringan yang cenderung menghilangkan jatidiri.
             Arsitek sebagai salah satu penentu arah perkembangan arsitektur di Indonesia dituntut untuk lebih aktif berperan dalam menentukan arah dengan pemahaman terhadap nilai dan norma yang hidup di masyarakat sebagai tolok ukurnya. Selain itu, diperlukan pula kreativitas untuk menjabarkan rambu-rambu tradisional – sebagai suatu konsep yang telah lama dimiliki masyarakat – ke dalam bentuk-bentuk yang akrab dengan lingkungan dan mudah dicerna apa makna serta pesan yang akan disampaikan.
             Pada saat ini terasa sulit membedakan mana karya yang baik dan cocok untuk Indonesia, karena perkembangan arsitektur cenderung mengarah pada gaya ‘internasional’ yang tidak mempunyai ‘jati diri indonesiawi’-nya.


SUMBER : 






Sabtu, 03 November 2012

DAMPAK PERKEMBANGAN ARSITEKTUR



BAB I. PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

                Di dalam perkembangan arsitektur,setiap pembangunan memiliki permasalahan-permasalahan tersendiri,diantaranya adalah permasalahan pasca huni. Banyak sekali bangunan-bangunan yang sudah selesai di bangun namun tidak berfungsi dengan baik,ada pula bangunan yang setelah dibangun tidak sesuai dengan harapan baik dari segi estetika maupun dari segi kekuatan bangunan, selain itu tak jarang pula bangunan yang sedang dalam proses pembangunan berhenti di tengah jalan ,hal ini biasanya dikarenakan kekurangan biaya dalam pembangunan.
Di sini lah peran arsitek sangat dibutuhkan, seorang arsitek harus mampu membangun sebuah bangunan sesuai dengan fungsinya tanpa mengesampingkan keindahan dan kekuatan bangunan, dan juga seorang arsitek harus mampu merencanakan secara matang anggaran yang harus dikeluarkan agar dalam proses pembangunan tidak mendapatkan halangan yang berarti.

RUMUSAN MASALAH

Macam-Macam Permasalahan Bangunan Pasca Huni
Penyebab Permasalahan Bangunan Pasca Huni
               
TUJUAN

Mengetahui Macam-Macam Permasalahan Bangunan Pasca Huni
Dapat Mengetahui Dan Mengatasi Penyebab Permasalahan Bangunan Pasca Huni

BAB II. TINJAUAN TEORI

                Alasan mengevaluasi permasalahan pasca huni, didasari keinginan untuk mengetahui dampak dari desain arsitektur bangunan dalam beberapa periode tahun pembangunannya terhadap penghuninya. Hal ini penting untuk mengetahui performa bangunan rusunawa termasuk didalamnya fungsi dan ketersediaannya fasilitas. Evaluasi pasca huni pada rusunawa di DKI Jakarta adalah untuk mengetahui persepsi penghuni terhadap perkembangan performa desain arsitektur bangunan rusunawa berdasarkan beberapa periode pembangunan. Hasil evaluasi dapat digunakan sebagai rekomendasi untuk memperbaiki desain rusunawa masa yang akan datang. Tujuan dari evaluasi pasca huni adalah untuk : 
Menghasilkan dasar pertimbangan terhadap desain arsitektur bangunan rumah susun yang sesuai dengan standar pembangunan gedung, kenyamanan penghuni dan optimasi biaya pengelolaan sehingga bangunan yang dibangun sesuai dengan fungsinya

Meminimalkan permasalahan dan kekeliruan dalam perancangan, sehingga desain dan penggunaan bahan bangunan yang dihasilkan pada masa yang akan datang menjadi lebih baik dan lebih hemat biaya

                Berdasarkan analisis terhadap hasil observasi dan pengamatan dapat diambil kesimpulan secara umum bahwa perkembangan arsitektur baik dari kebutuhan akan jenis program ruang, besaran dan ukuran ruang serta penggunaan material/bahan bangunan dalam beberapa periode, semakin lama menjadi lebih baik dan dengan semakin membaiknya perkembangan arsitektur,permasalahan dan kekeliruan dapat diminimalkan.




BAB III. METODOLOGI

                 Keberadaan karya arsitektur harus dapat membawa makna manifestasi kehidupan dalam bentuk/ekspresi.
Maka dari itu karya arsitektur harus mengandung:

Keindahan 
Kekuatan 
Keteduhan 
Keharmonisan 
Keamanan 

Dalam fisik bangunan keterpaduan:

Fungsi 
Tata ruang 
Struktur 
Kenyamanan 
Interior 
Mekanikal/ elektrikal 
Utilitas 
Bentuk 

Karya arsitektur berhasil maka: 

Terjadi KOMUNIKASI arsitektur yang serasi antara karya arsitektur dengan pengguna/ pengamat.

           Komunikasi arsitektur terjadi bila mencakup dua hal:

Bagaimana karya suatu arsitektur dapat mengekspresikan fungsi dan misi yang dikandungnya 
Bagaimana pengamat menyadari , memahami, dan menerima apa yang di komukasikan oleh karya arsitektur, kemudian membuat respon terhadap ekspresi karya arsitektur. 

Sedangkan tingkat persepsi dan penafsiran karya arsitektur yang dilakukan pengamat/pengguna tergantung:

Tingkat pengalaman 
Kemampuan pribadi 
Faktor emosional 
Sosio kultural pengamat 

Metode penelitian
Penelitian dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mengumpulkan, mencatat, dan menganalisa fakta-fakta mengenai suatu masalah. Penelitian diadakan dengan tujuan pokok, yakni menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian untuk mengungkap fenomena sosial atau alami tertentu. Untuk mencapai tujuan pokok ini peneliti merumuskan hipotesa, mengumpulkan data, memproses data, membuat analisa, dan interpretasi.
Beberapa prosedur yang harus dilakukan sebagai pedoman pelaksanaan suatu penelitian adalah sebagai berikut: 
1. Merumuskan persoalan dengan jelas
2. Menentukan sumber informasi
3. Menentukan metode pengumpulan data dan cara memperoleh informasi
4. Pelaksanaan riset
5. Pengolahan data
6. Menyusun laporan



BAB IV. STUDI KASUS

                Ada beberapa contoh permasalahan bangunan pasca huni,diantaranya adalah:
Konstruksi Menara Saidah bermasalah sejak awal

Konstruksi Menara Saidah ternyata sudah bermasalah sejak awal pembangunan. Hal itu diduga menjadi penyebab munculnya rumor bahwa posisi Menara Saidah miring.


Bangunan Mall Di Medan Terancam Rubuh

Sebagian besar bangunan bertingkat seperti hotel, mall atau plaza di Medan diduga bermasalah dan rawan rubuh, karena pembangunannya tidak melibatkan ahli konstruksi.



BAB V. PEMBAHASAN

Berdasarkan kasus di atas, dapat dijelaskan bahwa:

- Permasalahan  yang ada karena kurangnya pengawasan yang baik terutama pada bagian konstruksi. Padahal konstruksi merupakan faktor utama berdirinya sebuah bangunan, maka dari itu harus ada pengawasan yang baik pada konstruksi.
- Hampir 70 persen pengembang bangunan di Sumut tidak menggunakan atau melibatkan jasa konstruksi dalam pembangunan sehingga dikhawatirkan bermasalah. Salah satu contoh gedung bangunan plaza di Medan yang ditemukan mengalami penurunan pada bangunannya dan akhirnya meminta tolong ke ahli konstruksi . JIka saja dari awal konstruksi bangunan tidak dirancang, maka akan timbul masalah seperti itu. Selain bisa membahayakan keselamatan juga merugi karena biaya memperbaiki atau mengatasi permasaahan struktur bangunan itu lebih mahal dibanding ketika merancang sejak awal bangunan.



BAB VI. PENUTUP

               
KESIMPULAN

Berdasarkan tulisan di atas dapat disimpulkan bahwa banyak bangunan yang sudah selesai dibangun namun tidak berdiri dengan baik,sehingga semuanya sia-sia bahkan merugikan pemiliknya karena selain sudah mengeluarkan biaya yang besar ketika membangun,si pemilik ini pun harus mengeluarkan biaya kembali untuk memperbaiki bangunannya yang mungkin lebih besar dari biaya saat membangun sejak awal.

SARAN

Dari tulisan di atas,ada saran yang ingin saya sampaikan. Sebelum merancang bangunan, hal utama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan dengan matang hal-hal penting terutama sistem konstruksinya, karena syarat utama bangunan dapat berdiri adalah dengan sistem konstruksi yang baik.


SUMBER :
                                http://karyailmiah.tarumanagara.ac.id/index.php/TMTP/article/view/3883
                                http://febyoktora-archi.blogspot.com/2011/04/metode-perancangan-arsitektur.html
                                http://antariksaarticle.blogspot.com/2011/10/metode-pelestarian-arsitektur.html
                                http://www.iyaa.com/berita/regional/sumatera/2231138_1195.html
               


  






Minggu, 14 Oktober 2012


ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN : ASPEK TEKNOLOGI

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari teknologi , bahkan saat kita bangun tidur hingga kita tertidur kembali  tidak sedikitpun kita terlepas dari teknologi. Lalu apa kaitannya arsitektur dengan teknologi? Arsitektur dan teknologi tidak dapat dipisahkan,semakin majunya teknologi maka ilmu arsitektur pun akan semakin berkembang.
Dengan memperhatikan aspek teknologi yang ada, ilmu arsitektur dapat dengan lebih mudah dipahami dan dapat melahirkan inovasi-inovasi baru dalam perkembangan arsitektur. Pada awalnya bangunan-bangunan yang dibangun pada masa yang lalu proses perancangannya menggunakan ketas gambar dan tinta,bahan-bahan bangunannya pun relatif sangat sederhana dan mengambil langsung dari alam.
Namun seiring dengan perkembangan zaman hingga saat ini,proses perancangan pun berkembang dari yang pada awalnya menggunakan tinta dan kertas gambar,hingga sekarang menggunakan sistem komputer dengan tingkat kesalahan yang lebih rendah sehingga lebih mudah dalam melakukan perancangan,dan juga yang pada awalnya bangunan yang dibangun hanya menggunakan bahan dari alam,kini dengan kemajuan teknologi yang ada bahan bangunan pun semakin berkembang dan semakin kuat. Ilmu arsitek dan teknologi selalu jalan beriringan ,sehingga jika teknologi akan lebih maju dari sekarang ini,maka ilmu arsitektur pun akan semakin berkembang dan akan tercipta inovasi-inovasi baru yang lebih canggih.


ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN : ASPEK MANUSIA DAN LINGKUNGAN

Bangunan yang dibangun harus menyatu dengan si pemakai dan juga harus berfungsi dengan baik bagi si pemakai. Sehingga kita harus memperhatikan aspek manusia yang akan menggunakan bangunan tersebut. Si pemakai harus dapat merasa aman dan nyaman berada dalam bangunan oleh karena itu kita harus memperhatikan aspek manusia.
Selain itu kita juga harus memperhatikan aspek lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar dapat merusak bangunan atau mengganggu kenyamanan pengguna. Air hujan dan hembusan angin dapat merusak bangunan sehingga dalam merancang bangunan harus menemukan solusi yang tepat untuk permasalahan tersebut. Selain itu cahaya matahari dan kebisingan kendaraan bermotor juga dapat mengganggu kenyamanan pengguna, oleh karena itu sebelum merancang bangunan kita harus menganalisa apa saja yang ada dan menemukan solusi dari setiap permasalahan yang ada.

ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN : ASPEK SOSIAL-BUDAYA

Dalam kehidupan sehari-hari  kita tidak dapat hidup sendiri dan harus bersosialisasi karena kita merupakan mkhluk sosial. Begitupun dengan bangunan, bangunan itu tidak akan hidup atau tidak akan terlihat indah dan tidak akan berfungsi dengan baik bila kita tidak melihat aspek sosial dan budaya dalam lingkungan sekitarnya. Dalam ilmu arsitektur, bangunan yang baik adalah bangunan yang dapat berfungsi dengan baik dan dapat menyatu dengan lingkungan sekitarnya.
Bangunan itu tidak hanya dinikmati dan dirasakan oleh individu atau pengguna bangunan saja, namun oleh masyarakat sekitar pula. Sehingga dalam  merancang bangunan, jangan sampai menimbulkan hal negatif yang akan timbul, apalagi sampai mengganggu masyarakat sekitar, oleh karena itu seorang arsitek harus mampu memecahkan masalah-masalah yang akan timbul di lingkungan sekitar yang dapat mengganggu ketenangan dan kenyamanan di lingkungan sekitar.
Sama halnya dengan memandang arsitektur dalam aspek sosial, kita pun harus memperhatikan aspek budaya yang ada di lingkungan sekitar. Jangan sampai bangunan yang dirancang menjadi tidak berfungsi karena tidak memperhatikan budaya yang ada di lingkungan tersebut. Budaya atau adat yang ada di lingkungan tersebut harus dimasukkan ke dalam rancangan bangunan, karena sebagian besar manusia tidak bias terlepas dari budaya yang ada sehingga aspek budaya sangatlah penting dalam merancang sebuah bangunan.

ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN : ASPEK EKONOMI

Aspek ekonomi dalam arsitektur merupakan salah satu hal yang paling penting karna menyangkut dengan biaya. Semakin besar biaya yang disediakan maka hasilnya pun akan semakin memuaskan ,oleh karena itu sebelum merencanakan untuk perancangan bangunan, kita pun harus mempersiapkan dengan matang biaya yang akan dipakai sehingga hasilnya pun sesuai dengan yang kita harapkan.
 Namun dalam arsitektur, aspek ekonomi sering menjadi masalah yang paling besar karena tidak semua orang dapat mempersiapkan biaya yang besar. Lalu apa kaitannya dengan arsitek? Seorang arsitek mampu merancang bangunan dengan biaya seadanya namun hasilnya memuaskan karena dalam merancang bangunan, seorang arsitek memiliki kemampuan untuk mengedepankan keindahan, dan dalam pemilihan bahan pun menggunakan bahan yang kokoh dan relatif murah, itulah salah satu mengapa kita membutuhkan arsitek dalam merancang bangunan, untuk meminimalkan biaya dan mengedepankan keindahan serta kekuatan bangunan dengan perhitungan yang tepat.

Kamis, 28 Juni 2012

Manusia dan Tanggung Jawab

Tanggung jawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. Tanggung jawab bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab.
Selain tanggung jawab, 1 hal lagi yang perlu kita ketahui yaitu pengabdian. Apa pengabdian itu? Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu hakekatnya adalah rasa tanggung jawab, apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan, hal itu berarti mengabdi kepada keluarga.




Macam-macam Tanggungjawab :

  • Tanggungjawab terhadap diri sendiri
“If it is to be, it is up to me” maksud dari pepatah lama tersebut adalah hanya diri kita yang sepenuhnya bertanggungjawab terhadap kehidupan atau nasib diri kita sendiri. Ada beberapa ketentuan untuk dapat melaksanakan tanggungjwab kehidupan ini dengan baik. Ketentuan pertama adalah mengenali dan mengembangkan potensi yang ada dalam diri sendiri. Selain itu, memahami tujuan hidup supaya
langkah untuk dikerjakan lebih terfokus. Yang terpenting dari semua itu adalah berpikir dan bersikap positif walau apapun yang terjadi. Kesuksesan dimasa depan tidak terkait erat dengan latar belakang maupun latar depan. Keadaan dalam merespon keadaan menentukan tingkat keberhasilan. Suatu keadaan yang sama, tetapi bila direspon secara berbeda maka akan memberikan hasil yang berbeda pula. 


Sebagai contoh adalah kehidupan mengenai sepasang saudara kembar di Amerika Serikat. Kejadian ini berlangsung sekitar tahun 1950-an. Keluarga pasangan saudara kembar ini berantakan. Sang kakak merespon keadaan itu secara positif, dan bertekad untuk sukses dalam kehidupan. Berkat usaha keras dalam belajar dan tekadnya yang besar, maka ia berhasil menjadi senator ternama di Amerika Serikat. Sedangkan saudara kembarnya sendiri melihat kekacauan dalam keluarganya itu secara negatif. Sehingga ia kehilangan kendali dan selalu berusaha menghancurkan dirinya sendiri. Akibatnya, ia harus mendekam di penjara seumur hidup karena melakukan tindakan kejahatan yang sangat fatal. Tidak ada orang lain yang harus dipersalahkan. Kesalahannya sendiri merupkan penyebab dari nasib buruknya itu. Dalam kisah tersebut terdapat perbedaan rasa tanggungjawab hidup yang besar. Faktor pembeda yang pertama adalah kepahaman terhadap potensi dalam diri masing-masing individu. Sang kakak merasa memiliki potensi yang cukup untuk ia kembangkan lebih lanjut. Oleh sebab itu, ia merasa bertanggung jawab untuk dapat meraih kehidupannya yang lebih baik. Sedangkan sang adik sama sekali tidak melihat potensi yang ada di dalam dirinya. Sehingga sang adik tidak merasa mampu mengemban tanggungjawab kehidupam ini dengan baik. Selain itu, sang kakak sudah menetapkan tujuan yang pasti, sehingga setiap langkahnya terarah. Sedangkan sang adik tidak memiliki tujuan hidup yang pasti. Sehingga, ia merasa tidak perlu bertanggungjawab terhadap kehidupan ini. Sementara sang kakak selalu menyikapi keadaan secara positif. Dilain pihak, sang adik tidak melihat sisi positif dari bencana yang menimpa keluarga mereka. Perbedaan tingkat rasa tanggungjawab hidup diantara mereka berdua telah menyebabkan perbedaan nasib yang sangat besar pula.

Dari contoh di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa hanya diri kita sendirilah yang bertanggungjawab menentukan kehidupan seperti apa yang kita harapkan. Sedangkan orang lain tidak bertanggungjawab terhadap nasib ataupun kesuksesan kita. Peran dari orang lain hanya bersifat sebagai instrumen yang melengkapai usaha diri kita sendiri.



  • Tanggungjawab terhadap Keluarga
Secara tradisional keluarga adalah tempat dimana manusia saling memberikan tanggungjawabnya. Si orang tua bertanggungjawab kepada anaknya, anggota keluarga saling tanggungjawab. Anggota keluarga saling membantu dalam keadaan susah, saling mengurus di usia tua dan dalam keadaan sakit. Ini terlepas dari apakah kehidupan itu berbentuk perkawinan atau tidak. Di lihat dari segi tanggungjawab, orang tua adalah orang yang paling bertanggungjawab terhadap pendidikan anak. Anak dilahirkan dan dibesarkan oleh orang tua, orang yang pertama kali dijumpai anak adalah orang tuanya, jadi secara tidak langsung ayah dan ibu adalah guru pertama bagi anak, disadari atau tidak oleh orang tua itu sendiri.


  • Tanggungjawab terhadap masyarakat
Manusia bertanggungjawab terhadap tindakan mereka. Manusia menanggung akibat dari perbuatannya dan mengukurnya pada
berbagai norma. Ini merupakan bentuk dari tanggungjawab terhadap masayarakat, dimana di dalam masyarakat telah ada aturan-aturan. Kehidupan bersama antar manusia membentuk norma yang kemudian berkembang menjadi aturan-aturan, hukum-hukum yang dibutuhkan suatu masyarakat tertentu. Dalam negara-negara modern aturan-aturan atau hukum-hukum tersebut termaktub dalam sebuah sistem hukum dan sama bagi semua warga. Apabila aturan-aturan ini dilanggar yang bersangkutan harus memperoleh hukuman atau sanksi. Jika ia misalnya merugikan hak milik orang lain maka Pengadilan dapat menghukum sikap yang bersalah (pelanggaran) berdasarkan KUHP.
Tanggungjawab terhadap bangsa / negara

Pendidikan merupakan salah satu dari contoh bentuk tanggungjawab masyarakat atau lebih khususnya pelajar terhadap bangsa dan negara. Karena pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang terbaik bagi bangsa dan negara. Sumber Daya Manusia Indonesia masih sangat lemah untuk mendukung perkembangan industri dan ekonomi. Penyebabnya karena pemerintah selama ini tidak pernah menempatkan pendidikan sebagai prioritas terpenting. Sedikitnya terdapat tiga alasan untuk memprioritaskan pendidikan sebagai investasi jangka panjang.

- Pertama, pendidikan adalah alat untuk perkembangan ekonomi dan bukan sekedar pertumbuhan ekonomi. Pada praksis manajemen pendidikan modern, salah satu dari lima fungsi pendidikan adalah fungsi teknis-ekonomis baik pada tataran individual hingga tataran global. Fungsi teknis-ekonomis merujuk pada kontribusi pendidikan untuk perkembangan ekonomi. Misalnya pendidikan dapat membantu siswa untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup dan berkompetisi dalam ekonomi yang kompetitif. Para penganut teori human capital berpendapat bahwa pendidikan adalah sebagai investasi sumber daya manusia yang memberi manfaat moneter ataupun non-moneter. Manfaat non-meneter dari pendidikan adalah diperolehnya kondisi kerja yang lebih baik, kepuasan kerja, efisiensi konsumsi, kepuasan menikmati masa pensiun dan manfaat hidup yang lebih lama karena peningkatan gizi dan kesehatan. Manfaat
moneter adalah manfaat ekonomis yaitu berupa tambahan pendapatan seseorang yang telah menyelesaikan tingkat pendidikan tertentu dibandingkan dengan pendapatan lulusan pendidikan dibawahnya. Sumber daya manusia yang berpendidikan akan menjadi modal utama pembangunan nasional, terutama untuk perkembangan ekonomi. Semakin banyak orang yang berpendidikan maka semakin mudah bagi suatu negara untuk membangun bangsanya. Hal ini dikarenakan telah dikuasainya keterampilan, ilmu pengetahuan dan teknologi oleh sumber daya manusianya sehingga pemerintah lebih mudah dalam menggerakkan pembangunan nasional.

- Kedua, investasi pendidikan memberikan nilai balik (rate of return) yang lebih tinggi dari pada investasi fisik di bidang
lain. Nilai balik pendidikan adalah perbandingan antara total biaya yang dikeluarkan untuk membiayai pendidikan dengan total pendapatan
yang akan diperoleh setelah seseorang lulus dan memasuki dunia kerja.

- Ketiga, investasi dalam bidang pendidikan memiliki banyak fungsi selain fungsi teknis-ekonomis yaitu fungsi sosial-kemanusiaan,
fungsi politis, fungsi budaya, dan fungsi kependidikan. Fungsi sosial-kemanusiaan merujuk pada kontribusi pendidikan terhadap perkembangan manusia dan hubungan sosial pada berbagai tingkat sosial yang berbeda.

Jelaslah bahwa investasi dalam bidang pendidikan tidak semata-mata untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi tetapi lebih luas lagi yaitu
perkembangan ekonomi. Perkembangan ekonomi akan tercapai apabila sumber daya manusianya memiliki etika, moral, rasa tanggung jawab, rasa keadilan, jujur, serta menyadari hak dan kewajiban yang kesemuanya itu merupakan indikator hasil pendidikan yang baik. Dari paparan di atas tampak bahwa pendidikan adalah wahana yang amat penting dan strategis untuk perkembangan ekonomi dan integrasi bangsa.


  • Tanggungjawab terhadap Tuhan
Penciptaan manusia dilandasi oleh sebuah tujuan luhur. Maka, tentu saja keberadaannya disertai dengan berbagai tanggungjawab. Konsekuensi kepasrahan manusia kepada Allah Swt, dibuktikan dengan menerima seluruh tanggungjawab (akuntabilitas) yang datang dari-Nya serta melangkah sesuai dengan aturan-Nya. Berbagai tanggungjawab ini, membentuk suatu relasi tanggungjawab yang terjadi antara Tuhan, manusia dan alam. Hal tersebut meliputi antara lain: tanggungjawab manusia terhadap Tuhan, tanggungjawab manusia terhadap sesama, tanggungjawab manusia terhadap alam semesta serta tanggungjawab manusia tehadap dirinya sendiri. Tanggungjawab manusia terhadap Tuhan meliputi dua aspek pokok. Pertama, mengenal Tuhan. Kedua, menyembah dan beribadah kepada-Nya.

Pengabdian dan Pengorbanan

Wujud tanggungjawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pegorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri. Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta kasih sayang, norma, atau satu ikatan dari semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggungjawab. Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencapai kebutuhan, hal itu berarti mengabdi keapada keluarga. Manusia tidak ada dengan sendirinya, tetapi merupakan mahluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada uhan, dan merupakan perwujudan tanggungjawab kepada Tuhan.

Manusia dan Kegelisahan

Definisi Phobia

Phobia adalah ketakutan yang berlebih-lebihan terhadap benda-benda atau situasi-situasi tertentu yang seringkali tidak beralasan dan tidak berdasar pada kenyataan. Istilah “phobia” berasal dari kata “phobi” yang artinya ketakutan atau kecemasan yang sifatnya tidak rasional; yang dirasakan dan dialami oleh sesorang. Phobia merupakan suatu gangguan yang ditandai oleh ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu obyek atau situasi tertentu.


Gejala dan Penyebab Phobia

  • Gejala Phobia
Simtom yang muncul pada penderita phobia secara umum hampir sama dengan gejala kecemasan, akan tetapi simtom-simtom yang ada terarah pada situasi dan kondisi tertentu saja (tidak menyeluruh). Beberapa simtom yang ditemukan pada penderita gangguan phobia:
1) Sering sakit kepala, migrain.
2) Ingin tidur lebih lama.
3) Berkeringat secara berlebihan.
4) Otot menegang.
5) Rasa ingin muntah.
6) Peningkatan rasa cemas
7) Berpikir secara tidak realistis, takut dan membayangkan sesuatu bakal terjadi.
8) Sulit berkonsentrasi.
9) Mudah merasa capai atau letih.
10) Gemetar.
11) Kewaspadaan secara berlebihan (overt alertness)
12) Phobia erat kaitannya dengan pengalaman trauma sebelumnya
13) Takut terhadap sesuatu kondisi atau situasi tertentu yang menimbulkan kecemasan akan tetapi kecemasan itu berkurang bila situasi atau objek yang ditakuti itu tidak berada disekitar individu


Walaupun ada ratusan macam phobia tetapi pada dasarnya phobia-phobia tersebut merupakan bagian dari 3 jenis phobia, yang menurut buku DSM-IV (Diagnostic andStatistical Manual for Mental Disorder IV) ketiga jenis phobia itu adalah:

1. Phobia sederhana atau spesifik (Phobia terhadap suatu obyek/keadaan tertentu) seperti pada binatang, tempat tertutup, ketinggian, dan lain lain.

2. Phobia sosial (Phobia terhadap pemaparan situasi sosial) seperti takut jadi pusat perhatian, orang seperti ini senang menghindari tempat-tempat ramai.

3. Phobia kompleks (Phobia terhadap tempat atau situasi ramai dan terbuka misalnya di kendaraan umum/mall) orang seperti ini bisa saja takut keluar rumah.

  • Penyebab Phobia

Phobia dapat disebabkan oleh berbagai macam hal. Pada umumnya phobia disebabkan karena pernah mengalami ketakutan yang hebat atau pengalaman pribadi yang disertai perasaan malu atau bersalah yang semuanya kemudian ditekan kedalam alam bawah sadar. Peristiwa traumatis di masa kecil dianggap sebagai salah satu kemungkinan penyebab terjadinya phobia.

Lalu bagaimana menjelaskan tentang orang yang takut akan sesuatu walaupun tidak pernah mengalami trauma pada masa kecilnya? Martin Seligman di dalam teorinya yang dikenal dengan istilah biological preparedness mengatakan ketakutan yang menjangkiti tergantung dari relevansinya sang stimulus terhadap nenek moyang atau sejarah evolusi manusia, atau dengan kata lain ketakutan tersebut disebabkan oleh faktor keturunan. Misalnya, mereka yang takut kepada beruang, nenek moyangnya pada waktu masih hidup di dalam gua, pernah diterkam dan hampir dimakan beruang, tapi selamat, sehingga dapat menghasilkan kita sebagai keturunannya. Seligman berkata bahwa kita sudah disiapkan oleh sejarah evolusi kita untuk takut terhadap sesuatu yang dapat mengancam survival kita.

Pada kasus phobia yang lebih parah, gejala anxiety neurosa menyertai penderita tersebut. Si penderita akan terus menerus dalam keadaan phobia walaupun tidak ada rangsangan yang spesifik. Selalu ada saja yang membuat phobia-nya timbul kembali, misalnya thanatophobia (takut mati), dll.

Perlu kita ketahui bahwa phobia sering disebabkan oleh faktor keturunan, lingkungan dan budaya. Perubahan-perubahan yang terjadi diberbagai bidang sering tidak seiring dengan laju perubahan yang terjadi di masyarakat, seperti dinamika dan mobilisasi sosial yang sangat cepat naiknya, antara lain pengaruh pembangunan dalam segala bidang dan pengaruh modernisasi, globalisasi, serta kemajuan dalam era informasi. Dalam kenyataannya perubahan-perubahan yang terjadi ini masih terlalu sedikit menjamah anak-anak sampai remaja. Seharusnya kualitas perubahan anak-anak melalui proses bertumbuh dan berkembangnya harus diperhatikan sejak dini khususnya ketika masih dalam periode pembentukan (formative period) tipe kepribadian dasar (basic personality type). Ini untuk memperoleh generasi penerus yang berkualitas.

Berbagai ciri kepribadian/karakterologis perlu mendapat perhatian khusus bagaimana lingkungan hidup memungkinkan terjadinya proses pertumbuhan yang baik dan bagaimana lingkungan hidup dengan sumber rangsangannya memberikan yang terbaik bagi perkembangan anak, khususnya dalam keluarga.

Berbagai hal yang berhubungan dengan tugas, kewajiban, peranan orang tua, meliputi tokoh ibu dan ayah terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, masih sering kabur, samar-samar. Sampai saat ini masih belum jelas mengenai ciri khusus pola asuh (rearing practice) yang ideal bagi anak. Seperti umur berapa seorang anak sebaiknya mulai diajarkan membaca, menulis, sesuai dengan kematangan secara umum dan tidak memaksakan. Tujuan mendidik, menumbuhkan dan memperkembangkan anak adalah agar ketika dewasa dapat menunjukan adanya gambaran dan kualitas kepribadian yang matang (mature, wel-integrated) dan produktif baik bagi dirinya, keluarga maupun seluruh masyarakat. Peranan dan tanggung jawab orang tua terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak adalah teramat penting.

Teknik Penyembuhan

Ada beberapa teknik Untuk penyembuhan phobia diantaranya adalah sbb:

1. Hypnotheraphy: Penderita phobia diberi sugesti-sugesti untuk menghilangkan phobia.

2. Flooding: Exposure Treatment yang ekstrim. Si penderita phobia yang ngeri kepada anjing (cynophobia), dimasukkan ke dalam ruangan dengan beberapa ekor anjing jinak, sampai ia tidak ketakutan lagi.

3. Desentisisasi Sistematis: Dilakukan exposure bersifat ringan. Si penderita phobia yang takut akan anjing disuruh rileks dan membayangkan berada ditempat cagar alam yang indah dimana si penderita didatangi oleh anjing-anjing lucu dan jinak.

4. Abreaksi: Si penderita phobia yang takut pada anjing dibiasakan terlebih dahulu untuk melihat gambar atau film tentang anjing, bila sudah dapat tenang baru kemudian dilanjutkan dengan melihat objek yang sesungguhnya dari jauh dan semakin dekat perlahan-lahan. Bila tidak ada halangan maka dapat dilanjutkan dengan memegang anjing dan bila phobia-nya hilang mereka akan dapat bermain-main dengan anjing. Memang sih bila phobia yang dikarenakan pengalaman traumatis lebih sulit dihilangkan.

5. Reframing: Penderita phobia disuruh membayangkan kembali menuju masa lampau dimana permulaannya si penderita mengalami phobia, ditempat itu dibentuk suatu manusia baru yang tidak takut lagi pada phobia-nya.

Jumat, 13 April 2012

manusia dan keadilan

Manusia dan Keadilan

Setiap kehidupan manusia dalam melakukan aktivitas nya pasti pernah mengalami perlakuan yang tidak adil. Jarang sekali kita mengalami perlakuan yg adil dari setiap aktivitas yang kita lakukan. Dimana setiap diri manusia pasti terdapat suatu dorongan atau keinginan untuk berbuat jujur namun terkadang untuk melakukan kejujuran itu sangatlah sulit dan banyak kendala nya yang harus di hadapi, seperti keadaan atau situasi, permasalahan teknis hingga bahkan sikap moral.

Dampak positif dari keadilan itu sendiri dapat menghasilkan kreatifitas dan seni tingkat tinggi, karena ketika seseorang mendapat perlakuan yang tidak adil maka orang tersebut akan mencoba untuk bertanya atau melalukan perlawanan “protes” dengan caranya sendiri. Dan dengan cara itulah yang dapat menghasilkan kreatifitas dan seni tingkat tinggi seperti demonstrasi, melukis, menulis dalam bentuk apapun hingga bahkan membalasnya dengan berdusta dan melakukan kecurangan.

  Arti dari keadilan itu sendiri adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori nya, keadilan memiliki tingkat kepentingan yang sangat besar. John Rawls, filsuf Amerika Serikat yang dianggap salah satu filsuf politik terkemuka abad ke-20, menyatakan bahwa “Keadilan adalah kelebihan (virtue) pertama dari institusi sosial, sebagaimana halnya kebenaran pada sistem pemikiran”. Tapi, menurut kebanyakan teori juga, keadilan belum lagi tercapai. “Kita tidak hidup di dunia yang adil”. Kebanyakan orang percaya bahwa ketidakadilan harus dilawan dan dihukum, dan banyak gerakan sosial dan politis di seluruh dunia yang berjuang menegakkan keadilan. Tapi, banyaknya jumlah dan variasi teori keadilan memberikan pemikiran bahwa tidak jelas apa yang dituntut dari keadilan dan realita ketidakadilan, karena definisi apakah keadilan itu sendiri tidak jelas. keadilan intinya adalah meletakkan segala sesuatunya pada tempatnya.

Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan kewajibannya. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi hak nya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.

Adapun macam-macam keadilan sebagai berikut :
1.  Keadilan Legal atau Keadilan Moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjadi kesatuannya.Dalam masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (the man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan oleh yang lainnya disebut keadilan legal.
Keadilan timbul karena penyatuan dan penyesuaian untuk memberi tempat yang selaras kepada bagian-bagian yang membentuk suatu masyarakat.
Dan Ketidakadilan terjadi apabila ada campur tangan terhadap pihak lain yang melaksanakan tugas-tugas yang selaras sebab hal itu akan menciptakan pertentangan dan ketidak keserasian.

2. Keadilan Distributif
Aristotele berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama diperlakukan tidak sama (justice is done when equels are treated equally). 

3. Kadilan Komutatif
Keadilan ini bertujuan untuk memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum.Bagi Aristoteles pengertian keadilan ini merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrem menjadikan ketidakadilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
4. Kejujuran 
Kejujuran atau jujur artinya apa-apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya, apa yang dikatakan sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Untuk itu dituntut satu kata dan perbuatan, yang berarti bahwa apa yang dikatakan harus sama dengan perbuatannya. Karena itu jujur berarti juga menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata ataupun yang masih terkandung dalam hati nuraninya yang berupa kehendak, harapan dan niat.
Sikap jujur itu perlu di pelajari oleh setiap orang, sebab kejujuran mewujudkan keadilan, sedang keadilan menuntut kemuliaan abadi, jujur memberikan keberanian dan ketentraman hati, serta menyucikan lagi pula membuat luhurnya budi pekerti.
Pada hakekatnya jujur atau kejujuran di landasi oleh kesadaran moral yang tinggi kesadaran pengakuan akan adanya sama hak dan kewajiban, serta rasa takut terhadap kesalahan atau dosa.
Adapun kesadaran moral adalah kesadaran tentang diri kita sendiri karena kita melihat diri kita sendiri berhadapan dengan hal yang baik dan buruk.

Kejujuran besangkut erat dengan masalah hati nurani. Menurut M.Alamsyah dalam bukunya budi nurani dan filsafat berfikir, yang disebut nurani adalah sebuah wadah yang ada dalam perasaan manusia. Wadah ini menyimpan suatu getaran kejujuran, ketulusan dalam meneropong kebenaran local maupan kebenaran illahi (M.Alamsyah,1986 :83). Nurani yang di perkembangkan dapat jadi budi nurani yang merupakan wadah yang menyimpan keyakinan. Kejujuran ataupun ketulusan dapat di tingkatkan menjadi sebuah keyakinan atas diri keyakinannya maka seseorang di ketahui kepribadianya.

Dan hati nurani bertindak sesuai dengan norma-norma kebenaran akan menjadikan manusianya memiliki kejujuran, ia akan menjadi manusia jujur. Sebaliknya orang yang secara terus-menerus berfikir atau bertindak bertentangan dengan hati nuraninya akan selalu mengalami konfik batin, ia akan selalu mengalami ketegangan, dan sifatnya kepribadiannya yang semestinya tunggal menjadi pecah. Untuk mempertahankan kejujuran, berbagai cara dan sikap yang perlu di pupuk. Namun demi sopan santun dan pendidikan, orang di perbolehkan berkata tidak jujur apabila sampai batas-batas yang di tentukan.

Kecurangan identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik meskipuntidak serupa benar. Kecurangan adalah apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nurani nya atau orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan tanpa adanya usaha. Yang dimaksud dengan keuntungan adalah keuntungan yang berupa materi. Mereka yang berbuat curang menganggap akan mendatangkan kesenangan atau kenikmatan, meskipun orang lain menderita karena nya. Kecurangan juga menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya dan senang bila masyarakat disekelilingnya hidup menderita. Orang seperti itu biasa nya tidak senang bila ada orang yang melebihi kekayaannya, padahal agama apapun tidak membenarkan orang yang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya tanpa menghiraukan orang lain dan lebih lagi mengumpulkan harta dengan jalan yang curang. Hal semacam itu dalam istilah agama tidak akan di ridhoi oleh allah dan akan mendapatkan dosa yang setimpal.

Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hati-hati agar namanya tetap baik. Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang atau tetangga disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya.
Ada peribahasa yang berbunyi “daripada berputih mata lebih baik berputih tulang” artinya orang lebih baik mati dari pada malu. Betapa besar nilai nama baik itu sehingga nyawa menjadi taruhannya. Setiap orang tua selalu berpesan kepada anak-anaknya “jagalah nama keluargamu!” Dengan menyebut “nama” berarti sudah mengandung arti “nama baik”. Ada pula pesan orang tua “jangan membuat malu” pesan itu juga berarti menjaga nama baik. Orang tua yang menghadapi anaknya yang sudah dewasa sering kali berpesan “laksanakan apa yang kamu anggap baik, dan jangan kamu laksanakan apa yang kamu anggap tidak baik!”. Dengan melaksanakan apa yang dianggap baik berarti pula menjaga nama baik dirinya sendiri, yang berarti menjaga nama baik keluarga juga.

 Penjagaan nama baik sangat erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan nama baik atau tidak baik itu adalah dari tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan-perbuatan yang dihalalkan agama dan lain sebagainya.


OPINI : Setiap manusia harus adil satu dengan yang lainnya jangan hanya memikirkan egoisnya sendiri. kita diwajibkan untuk saling membantu dan adil. Keadilan sangat di perlukan dan dibutuhkan namun keadilan sekarang tidak berlaku lagi karena siapa yang kuat itu yang menang. Keadilan cuma hanya formalitas yang ada di negara kita buktinya keadilan itu sendiri bisa di beli, rakyat yang kecil selalu di tindas dengan rasa tidak keadilan. Dimana letak dari keadilan itu kalau pemerintah sendiri tidak pernah adil. Seharusnya mereka yang jadi pemimpin bangsa harus adil jangan hanya pandang bulu. Rakyat kecil mengharapkan sebuah keadilan dari negara. Siapa yang salah harus dihukum dan yang benar harus dibebaskan. Keadilan juga harus lebih di tegakkan jangan cuma karena di beri duit jadi keadilan yang sesungguhnya tidak seperti kenyataannya. Keadilan sangat diharapkan dan perlu penegasan dalam melakukannya.

Manusia dan penderitaan

Manusia dan Penderitaan

  Sebelum nya kita harus tau dulu apa sih pengertian dari penderitaan itu sendiri? Penderitaan adalah menanggung atau menjalani sesuatu yang sangat tidak menyenangkan yang dapat di rasakan oleh manusia. Setiap manusia pasti pernah mengalami penderitaan baik secara fisik maupun batin. Penderitaan juga termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat tidaknya suatu intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang di anggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan suatu penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagian. Memang harus diakui, di antara kita dan dalam masyarakat masih terdapat banyak orang yang sungguh-sungguh berkehendak baik, yaitu manusia yang merasa prihatin atas aneka tindakan kejam yang ditujukan kepada sesama manusia yang tidak saja prihatin, melainkan berperan serta mengurangi penderitaan sesamanya, bahkan juga berusaha untuk mencegah penderitaan atau paling tidak menguranginya, serta manusia yang berusaha keras tanpa pamrih untuk melindungi, memelihara dan mengembangkan lingkungan alam ciptaan secara berkelanjutan. Ada keinginan alamiah manusia untuk menghindari penderitaan. Tetapi justru penderitaan itu merupakan bagian yang terkandung di dalam kemanusiaannya.

  Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara. 

  Mengenai penderitaan yang dapat memberikan hikmah, contoh yang gamblang dapat dapat dicatat disini adalah tokoh-tokoh filsafat eksistensialisme. Misalnya Kierkegaard (1813-1855), seorang filsuf Denmark, sebelum menjadi seorang filsuf besar, masa kecilnya penuh penderitaan. Penderitaan yang menimpanya, selain melankoli karena ayahnya yang pernah mengutuk Tuhan dan berbuat dosa melakukan hubungan badan sebelum menikah dengan ibunya, juga kematian delapan orang anggota keluarganya, termaksud ibunya, selama dua tahun berturut-turut. Peristiwa ini menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi Soren Kierkegaard, dan ia menafsirkan peristiwa ini sebagai kutukan Tuhan akibat perbuatan ayahnya. Keadaan demikian, sebelum Kierkegaard muncul sebagai filsuf, menyebabkan dia mencari jalan membebaskan diri (kompensasi) dari cengkraman derita dengan jalan mabuk-mabukan. Karena derita yang tak kunjung padam, Kierkegaard mencoba mencari “hubungan” dengan Tuhannya, bersamaan dengan keterbukaan hati ayahnya dari melankoli. Akhirnya ia menemukan dirinya sebagai seorang filsuf eksistensial yang besar.


Penderitaan dan Kenikmatan

Tujuan manusia yang paling populer adalah kenikmatan, sedangkan penderitaan adalah sesuatu yang selalu dihindari oleh manusia. Oleh karena itu, penderitaan harus dibedakan dengan kenikmatan, dan penderitaan itu sendiri sifatnya ada yang lama dan ada yang sementara. Hal ini berhubungan dengan penyebabnya. Macam-macam penderitaan menurut penyebabnya, antara lain: penderitaan karena alasan fisik, seperti bencana alam, penyakit dan kematian; penderitaan karena alasan moral, seperti kekecewaan dalam hidup, matinya seorang sahabat, kebencian orang lain, dan seterusnya.Semua ini menyangkut kehidupan duniawi dan tidak mungkin disingkirkan dari dunia dan dari kehidupan manusia.

 Penderitaan dan kenikmatan muncul karena alasan “saya suka itu” atau “sesuatu itu menyakitkan”. Kenikmatan dirasakan apabila yang dirasakan sudah didapat, dan penderitaan dirasakan apabila sesuatu yang menyakitkan menimpa dirinya. Aliran yang ingin secara mutlak menghindari penderitaan adalah hedonisme, yaitu suatu pandangan bahwa kenikmatan itu merupakan tujuan satu-satunya dari kegiatan manusia, dan kunci menuju hidup baik. Penafsiran hedonisme ada dua macam, yaitu:
1. Hedonisme psikologis yang berpandangan bahwa semua tindakan diarahkan untuk mencapai kenikmatan dan menghindari penderitaan.
2. Hedonisme etis yang berpandangan bahwa semua tindakan ‘harus’ ditujukan kepada kenikmatan dan menghindari penderitaan.

Kritik terhadap hedonisme ialah bahwa tidak semua tindakan manusia hedonistis, bahkan banyak orang yang tampaknya merasa bersalah atas kenikmatan-kenikmatan mereka. Dan hal ini menyebabkan mereka mengalami penderitaan. Pandangan Hedonis psikologis ialah bahwa semua manusia dimotivasi oleh pengejaran kenikmatan dan penghindaran penderitaan. Mengejar kenikmatan sebenarnya tidak jelas, sebab ada kalanya orang menderita dalam rangka latihan-latihan atau menyertai apa yang ingin dicapai atau dikejarnya. Kritik Aristoteles ialah bahwa puncak etika bukan pada kenikmatan, melainkan pada kebahagiaan. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa kenikmatan bukan tujuan akhir, melainkan hanya “pelengkap” tindakan. Berbeda dengan John Stuart Mill yang membela Hedonisme melalui jalan terhormat, utilitarisme yaitu membela kenikmatan sebagai kebaikan tertinggi. Suatu tindakan itu baik sejauh ia lebih “berguna” dalam pengertian ini, yaitu sejauh tindakan memaksimalkan kenikmatan dan meminimalkan penderitaan.
Penderitaan dan Kasihan

 Kembali kepada masalah penderitaan, muncul Nietzsche yang memberontak terhadap pernyataan yang berbunyi: “Dalam menghadapi penderitaan itu, manusia merasa kasihan”. Menurut Nietzche, pernyataan ini tidak benar, penderiutaan itu adalah suatu kekurangan vitalitas. Selanjutnya ia berkata, “sesuatu yang vital dan kuat tidak menderita, oleh karenanya ia dapat hidup terus dan ikut mengembangkan kehidupan semesta alam. Orang kasihan adalah yang hilang vitaliatasnya, rapuh, busuk dan runtuh. Kasihan itu merugikan perkembangan hidup”. Sehingga dikatakannya bahwa kasihan adalah pengultusan penderitaan. Pernyataan Nietzsche ini ada kaitannya dengan latar belakang kehidupannya yang penuh penderitaan. Ia mencoba memberontak terhadap penderitaan sebagai realitas dunia, ia tidak menerima kenyataan. Seolah-olah ia berkata, penderitaan jangan masuk ke dalam hidup dunia. Oleh karena itu, kasihan yang tertuju kepada manusia harus ditolak, katanya.

 Pandangan Nietzsche tidak dapat disetujui karena :
1. Di mana letak humanisnya dan aliran existensialisme.
2. Bahwa penderitaan itu ada dalam hidup manusia dan dapat diatasi dengan sikap kasihan.
3. Tidak mungkin orang yang membantu penderita, menyingkir dan senang bila melihat orang yang menderita.
 Bila demikian, maka itu yang disebut sikap sadisme. Sikap yang wajar adalah menaruh kasihan terhadap sesama manusia dengan menolak penderitaan, yakni dengan berusaha sekuat tenaga untuk meringankan penderitaan, dan bila mungkin menghilangkannya.


OPINI : Setiap manusia pasti pernah mengalami suatu penderitaan yang menyakitkan. Penderitaan hanya bisa kita rasakan dalam hati dan terjadi pada kenyataan hidup. Penderitaan bisa datang kapan saja tergantung kondisi diri kita sendiri. Kebanyakan penderitaan itu dialami oleh rakyat yang kurang mampu, seharusnya kita sebagai manusia harus saling membantu. Setidaknya dengan memberi uang ataupun suatu pekerjaan yang layak itu sudah untuk membantunya. Penderitaan itu sangat menyakitkan dan sangat tidak menyenangkan, apalagi orang yang deket dan orang yang kita sayang mengalami bencana rasanya hati ini tidak terima dengan kejadian tersebut. Kita sebagai manusia harus menerima suatu penderitaan dengan hati yang ikhlas karena itu merupakan suatu cobaan dari allah untuk mengukur seberapa ketabahan kita terhadap penderitaan tersebut. Allah maha mendengar dan allah juga maha penyayang setiap umatnya yang mau mengikuti jalannya pasti allah akan memberi apa yang mereka mau namun allah akan mengujinya dulu dengan suatu cobaan yang berat. Manusia tidak akan pernah lepas dari suatu penderitaan baik secara fisik maupun secara batin. Manusia dan penderitaan saling berhubungan satu sama lain dan akan terus terikat.


Senin, 09 April 2012


Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.
Seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu seni rupa murni atau seni murni, kriya, dan desain. Seni rupa murni mengacu kepada karya-karya yang hanya untuk tujuan pemuasan eksresi pribadi, sementara kriya dan desain lebih menitikberatkan fungsi dan kemudahan produksi.
Secara kasar terjemahan seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah 
fine art. Namun sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah fine art menjadi lebih spesifik kepada pengertian seni rupa murni untuk kemudian menggabungkannya dengan desain dan kriya ke dalam bahasan visual arts.
Sekarang yang mau saya bagikan yaitu aliran aliran dalam seni rupanya, langsung aja .








Seni Rupa mempunyai banyak aliran di dalamnya, beberapa aliran seni rupa itu antara lain adalah :
1.Naturalisme
Naturalisme merupakan corak atau aliran dalam seni rupa yang berusaha melukiskan sesuatu obyek sesuai dengan alam (nature). Obyek yang digambarkan diungkapkan seperti mata melihat. Untuk memberikan kesan mirip diusahakan bentuk yang persis, ini artinya proporsi, keseimbangan, perspektf, pewarnaan dan lainnya diusahakan setepat mungkin sesuai mata kita melihat.
Tokoh-tokoh Naturalisme : Rembrant, Williamn Hogart dan Frans Hall di Indonesia yang menganut corak ini : Raden Saleh, Abdullah Sudrio Subroto, Basuki Abdullah, Gambir Anom dan Trubus.

contoh lukisan naturalisme:


















2.Surrealisme
Surrealisme pada awalnya merupakan gerakan dalam sastra yang diketemukan oleh Apollinaire utuk menyebut dramaya. Pada tahun 1024 dpakai oleh Andre Bizton untuk menyebutkan corak dalam seni lukis. Dalam kreativitasya corak surrealis berusaha membebaskan diri dari control kesadaran, menghendaki kebebasan yang selanjutnya ada kecenderungan menuju kepada realistis namun masih dalam hubungan-hubungannya yang aneh.
Pelopor Surrealisme : Joan Miro, Salvador Dali darl Andre Masson. Di Indonesia bisa disebut, Sudibio; Sudiardjo dan Amang Rahman.

contah lukisan surrealisme:














3. Ekspresionisme

Ekspresionisme adalah aliran yang mengutamakan curahan batin secara bebas. Bebas dalam menggali obyek yang timbul dari dunia batin ! Imajinasi dan perasaan. Obyek-obyek yang dilukiskan antara lain kengerian, kekerasan, kemiskinan, kesedihan dan keinginan lain dibalik tingkah laku manusia.
Pelopor ekspresionisme : Vincent Van Gogh, Paul Gaugiuin, Ernast Ludwig, Karl Schmidt, Emile Nolde, JJ. Kandinsky dan Paul Klee. Di Indonesia penganut ini adalah : Affandi, Zaini dan Popo Iskandar.
Contoh Lukisan bercorak Naturalisme, Contoh Lukisan bercorak Impresionisme, karya Basoeki Abdullah karya George Sevoat.