Tiga materi dalam latihan
Poomsae atau rangkaian jurus adalah
rangkaian teknik gerakan dasar serangan dan pertahanan diri, yang dilakukan
melawan lawan yang imajiner, dengan mengikuti diagram tertentu. Setiap diagram
rangkaian gerakan poomse didasari oleh filosofi timur yang menggambarkan
semangat dan cara pandang bangsa Korea.
Kyukpa atau teknik pemecahan benda
keras adalah latihan teknik dengan memakai sasaran/obyek benda mati, untuk
mengukur kemampuan dan ketepatan tekniknya. Obyek sasaran yang biasanya dipakai
antara lain papan kayu, batu bata, genting, dan lain-lain. Teknik tersebut
dilakukan dengan tendangan, pukulan, sabetan, bahkan tusukan jari tangan.
Kyoruki atau pertarungan adalah
latihan yang mengaplikasikan teknik gerakan dasar atau poomse, dimana dua orang
yang bertarung saling mempraktekkan teknik serangan dan teknik pertahanan diri.
Filosofi sabuk pada Tae Kwon Do
Putih melambangkan
kesucian, awal/dasar dari semua warna, permulaan. Di sini para taekwondoin
mempelajari jurus dasar (gibon) 1
Kuning melambangkan
bumi,disinilah mulai ditanamkan dasar-dasar TKD dengan kuat.Mempelajari gibon 2
dan 3. Sebelum naik sabuk hijau biasanya naik ke sabuk kuning strip hijau
terlebih dahulu.
Hijau
melambangkan hijaunya pepohonan, pada saat inilah dasar TKD mulai
ditumbuhkembangkan.(mempelajari taeguk 2). Sebelum naik ke sabuk biru biasanya
naik ke sabuk hijau strip biru terlebih dahulu.
Biru melambangkan
birunya langit yang menyelimuti bumi dan seisinya,memberi arti bahwa kita harus
mulai mengetahui apa yang telah kita pelajari.(mempelajari taeguk 4). Sebelum
naik sabuk merah biasanya naik ke sabuk biru strip merah terlebih dahulu.
Merah
melambangkan matahari artinya bahwa kita mulai menjadi pedoman bagi orang lain
dan mengingatkan harus dapat mengontrol setiap sikap dan tindakan
kita.(mempelajari taeguk 6). Sebelum naik sabuk hitam, biasanya naik ke sabuk
merah strip dua dan merah strip satu dahulu. Maksud dari matahari adalah
tingkaran di mana seorang sabuk merah memberi kehangatan atau dalam arti
denotasi mulai memberi ilmu atau bimbingan.
Hitam
melambangkan akhir, kedalaman, kematangan dalam berlatih dan penguasaan diri
kita dari takut dan kegelapan. Hitam memiliki tahapan dari Dan 1 hingga Dan 9.
Juga melambangkan alam semesta.
Pukulan, Tendangan, dan Tangkisan
Pukulan
Yeop Jireugi = Pukulan Samping
Chi Jireugi = Pukulan Dari Bawah Keatas
Dolryeo Jireugi = Pukulan Mengait
Pyojeok Jireugi = Pukulan dengan Sasaran
Momtong Jireugi = Pukulan Mengarah ke Tengah (Pukulan
Mengarah ke Ulu Hati)
Are Jireugi = Pukulan ke bawah
Oreon Jireugi = Pukulan Dengan Tangan Kanan Yang Dilakukan
Sambil Menendang (ap chagi)
Eolgol Jireugi = Pukulan ke Atas (Pukulan Mengarah ke
Kepala)
Hengek = Menunduk
Ap Joonbi = Siap
Tumbuh Jireugi = Tumbuh Noh
Tendangan
Ap Chagi = Tendangan depan ke arah perut menggunakan kaki
depan
Dollyo Chagi = Tendangan dari arah samping
Yeop Chagi = Tendangan samping menggunakan pisau kaki
Dwi Chagi = Tendangan belakang
Twieo Dwi Chagi = Tendangan belakang yang dilakukan sambil
melompat
Twieo Yeop Chagi = Tendangan samping yang dilakukan sambil
melompat
Goley/nare chagi = Tendangan ganda
Sip Chagi An Chagi = Tendangan yang dilakukan sambil
melompat dan tangkisan aremaki
Penriyti Chagi = Tendangan keliling.
Dwi Hurigi = Tendangan berputar melalui belakang.
Del'o chigi = Tendangan mencangkul ke arah kepala
menggunakan tumit
Tangkisan
Aremagi = Tangkisan ke arah bawah untuk menangkis tendangan
Eolgol Ceceumaki = Tangkisan ke arah kepala
Bakat Momtong Bakat Magi = Tangkisan dari arah dalam menggunakan
bagian dalam lengan bawah.
Bakat Momtong An Magi = Tangkisan dari arah dalam
menggunakan bagian luar lengan bawah.
An Magi = tangkisan dari arah luar.
Bina Magi an magi = tangkisan yang dimulai dari lengan bawah
dan saat masuk ke dalam harus melalui lengan atas.
An palmok montong bakat magi = tangkisan ke arah lengan
bawah
Taekwondo yang kita kenal sekarang
, mempunyai sejarah yang sangat panjang seiring dengan perjalanan sejarah
Bangsa Korea , dimana beladiri ini berasal. Sebutan Taekwondo sendiri baru
dikenal sejak tahun 1954, merupakan modifikasi dan penyempurnaan dari berbagai
beladiri tradisional Korea.
Latar belakang sejarah perkembangan Taekwondo dpt dibagi dalam 4 kurun waktu, yaitu : Pada masa kuno, masa pertengahan , masa modern dan masa sekarang.
Latar belakang sejarah perkembangan Taekwondo dpt dibagi dalam 4 kurun waktu, yaitu : Pada masa kuno, masa pertengahan , masa modern dan masa sekarang.
Pada Masa Kuno
Asal Mula Taekwondo
Pada dasarnya manusia mempunyai insting untuk selalu melindungi diri dan hidupnya, hal ini secara disengaja maupun tidak akan memacu aktivitas fisiknya sepanjang waktu. Manusia dalam tumbuh dan berkembang tidak dapat lepas dari kegiatan / gerakan fisiknya , tanpa menghiraukan waktu dan tempat. Pada masa kuno manusia tidak punya pikiran lain untuk mempertahankan dirinya kecuali dengan tangan kosong, hal ini secara alamiah mengembangkan teknik - teknik bertarung dengan tangan kosong. Pada saat kemampuan bertarung secara tangan kosong dikembangkan sebagai suatu cara untuk menyerang dan bertahan, digunakan pula untuk membangun kekuatan fisik seseorang, bahkan dijadikan pertunjukan dalam acara ritual. Manusia mempelajari teknik - teknik bertarung didapat dari pengalaman nya melawan musuh - musuhnya. Inilah yang diyakini menjadi dasar seni beladiri Taekwondo yang kita kenal sekarang, dimana pada masa lampau dikenal sebagai 'Subak" , "Taekkyon", " Takkyon" , maupun beberapa nama lainnya. Pada asal mula sejarah Semenanjung Korea , ada 3 suku bangsa / kerajaan yang mempertunjukan kontes seni beladiri pada acara ritualnya. Ketiga kerajaan ini saling bersaing satu sama lain, ketiganya adalah Koguryo, Paekje dan Silla, semuanya melatih para ksatria untuk dijadikan salah satu kekuatan negara, bahkan para ksatria yang tergabung dalam militer saat itu, menjadi warga negara yang mempunyai kedudukan yang sangat terpandang. Menurut catatan , kelompok ksatria muda yang terorganisir seperti " Hwarangdo" di Silla dan "Chouisonin " di Koguryo, semuanya menjadikan latihan seni beladiri sebagai salah satu subyek penting yang harus dipelajari. Sebuah buku tentang seni beladiri yang disebut " Muye Dobo Tongji " menyebutkan : " ( Taekwondo) Seni pertarungan tangan kosong adalah dasar dari seni beladiri , yang membangun kekuatan dengan melatih tangan dan kaki hingga menyatu dengan tubuh agar dapat bergerak bebas leluasa, sehingga dapat digunakan saat menghadapi situasi yang kritis, berarti ( Taekwondo ) dapat digunakan setiap saat ".
Pada dasarnya manusia mempunyai insting untuk selalu melindungi diri dan hidupnya, hal ini secara disengaja maupun tidak akan memacu aktivitas fisiknya sepanjang waktu. Manusia dalam tumbuh dan berkembang tidak dapat lepas dari kegiatan / gerakan fisiknya , tanpa menghiraukan waktu dan tempat. Pada masa kuno manusia tidak punya pikiran lain untuk mempertahankan dirinya kecuali dengan tangan kosong, hal ini secara alamiah mengembangkan teknik - teknik bertarung dengan tangan kosong. Pada saat kemampuan bertarung secara tangan kosong dikembangkan sebagai suatu cara untuk menyerang dan bertahan, digunakan pula untuk membangun kekuatan fisik seseorang, bahkan dijadikan pertunjukan dalam acara ritual. Manusia mempelajari teknik - teknik bertarung didapat dari pengalaman nya melawan musuh - musuhnya. Inilah yang diyakini menjadi dasar seni beladiri Taekwondo yang kita kenal sekarang, dimana pada masa lampau dikenal sebagai 'Subak" , "Taekkyon", " Takkyon" , maupun beberapa nama lainnya. Pada asal mula sejarah Semenanjung Korea , ada 3 suku bangsa / kerajaan yang mempertunjukan kontes seni beladiri pada acara ritualnya. Ketiga kerajaan ini saling bersaing satu sama lain, ketiganya adalah Koguryo, Paekje dan Silla, semuanya melatih para ksatria untuk dijadikan salah satu kekuatan negara, bahkan para ksatria yang tergabung dalam militer saat itu, menjadi warga negara yang mempunyai kedudukan yang sangat terpandang. Menurut catatan , kelompok ksatria muda yang terorganisir seperti " Hwarangdo" di Silla dan "Chouisonin " di Koguryo, semuanya menjadikan latihan seni beladiri sebagai salah satu subyek penting yang harus dipelajari. Sebuah buku tentang seni beladiri yang disebut " Muye Dobo Tongji " menyebutkan : " ( Taekwondo) Seni pertarungan tangan kosong adalah dasar dari seni beladiri , yang membangun kekuatan dengan melatih tangan dan kaki hingga menyatu dengan tubuh agar dapat bergerak bebas leluasa, sehingga dapat digunakan saat menghadapi situasi yang kritis, berarti ( Taekwondo ) dapat digunakan setiap saat ".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar